Kamis, 18 April 2013

junk food versus mental kita




SELAIN tak bagus untuk kesehatan, terlalu banyak mengonsumsi makanan berkategori junk food pun dapat menyebabkan gangguan mental.
 
Makanan yang disebut sebagai junk foodatau makanan sampah mengandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung garam, gula, lemak, kalori tinggi dan zat aditif, tetapi rendah nutrisinya, rendah vitamin, mineral, plus serat. Itulah sebabnya junk food dikatakan tidak sehat.
 
Gorengan, makanan kalengan, asinan, makanan daging yang diproses seperti ham, sosis, dan sebagainya, makanan dari daging berlemak dan jeroan, olahan keju, mi instan, makanan yang dipanggang atau dibakar, sajian manis beku, dan manisan kering adalah 10 jenis makanan yang diklaim sebagai junk food oleh World health Organization (WHO). Sayangnya, junk food sangat populer di kalangan remaja, bahkan banyak yang telah menjadi pencandu makanan-makanan tersebut karena rasanya yang enak, praktis, dan modern.
 
Tetapi, Anda harus berpikir ulang untuk lebih banyak mengonsumsinya. Pasalnya, selain memicu kemungkinan Anda mengalami obesitas, junk food memiliki koneksi yang kuat dengan kesehatan psikologis dan mental.
 
Sebagaimana dilansir Healthmeup, Sabtu (24/3/2012), junk food dapat merusak otak dan membuat Anda menderita penyakit mental karena makanan ini memengaruhi hormon terutama neurotransmitter di otak yang berfungsi membedakan fungsi dari berbagai jaringan otak.  Hal ini pada gilirannya menyebabkan gangguan mental.
 
Berikut ulasan bagaimana junk food dapat menyebabkan gangguan mental:
 
Gangguan mental
 
Junk food mengandung sejumlah besar lemak jenuh yang memengaruhi neurotransmitter otak. Orang yang mengonsumsi tinggi lemak jenuh cenderung berpotensi menderita gangguan mental seperti depresi dan Alzheimer.
 
Hal ini dikarenakan pasien tidak mengonsumsi sejumlah vitamin dan mineral yang cukup. Junk food juga memengaruhi hormon dan pasokan blok darah ke otak, sehingga menyebabkan kerusakan pada otak.
 
Masalah psikologis
 
Junk food menyebabkan banyak masalah fisik dan perubahan disfungsional di otak. Kecanduan makanan ini menyebabkan banyak masalah psikologis.
 
Masalah-masalah seperti kerentanan emosional atau perasaan mati rasa kepada dunia. Cara terbaik untuk mengatasi masalah psikologis adalah menerapkan pola makan sehat, sedikit gula, dan latihan yang tepat. Hal ini akan meningkatkan kondisi dan Anda akan berurusan dengan masalah-masalah kehidupan dengan lebih efektif.
 
Kecemasan
 
Junk food menyebabkan gangguan mental dan menyebabkan masalah seperti kecemasan, gemetar, dan kelelahan. Hal ini karena junk food kekurangan asam lemak omega-3 dan tinggi karbohidrat olahan yang menyebabkan fluktuasi gula darah.
 
Hal ini pada gilirannya merupakan penyebab gangguan mental, seperti depresi dan selalu merasa kecemasan. Gorengan mengandung lemak jenuh dan menyebabkan masalah tersebut. Jadi, cobalah menghindari makanan yang digoreng.
 
Hiperaktif
 
Junk food tidak hanya menyebabkan masalah mental seperti kecemasan dan depresi, tetapi juga menyebabkan gangguan lain. Konsumsi makanan yang tinggi kandungan pewarna buatan dan bahan pengawet seperti natrium benzoat menyebabkan masalah hiperaktif. Begitu juga dengan makanan dengan kadar gula yang tinggi, juga menyebabkan hiperaktivitas.
 
Ketidakseimbangan dalam otak
 
Junk food mengandung campuran beracun dari lemak yang tidak sehat, pewarna buatan, karbohidrat olahan, dan pengawet yang mengarah pada ketidakseimbangan mental.
 
Makanan tak sehat ini bekerja dalam metabolisme tubuh dan memengaruhi hormon yang menyebabkan penyakit mental. Bahayanya, makanan ini menyebabkan gangguan yang sulit untuk disembuhkan. Jadi, cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut dengan menanamkan kebiasaan mengonsumsi makanan yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar